4/18/2021 Download Lagu Tuhan Bila Waktu Ku Telah Habis Dengannya Izin Kan Aku Untuk MencintanyaRead Now
By clicking any link on this page you are giving your consent to our Privacy Policy and Cookies Policy.Kami hanya mendapatkan konten dari mesin pencari dan situs web.Hak cipta dari semua konten dalam aplikasi ini sepenuhnya dimiliki oleh pencipta, musisi dan label musik yang bersangkutan.Jika Anda adalah pemegang hak cipta dari lagu yang terdapat dalam aplikasi ini dan tidak suka lagu Anda ditampilkan, silakan hubungi kami melalui pengembang email dan beri tahu kami tentang status kepemilikan Anda pada lagu tersebut.
Mulia Tuhan Mahakuasa, dari Sorga terdengarlah Kidung pujian. Puji Allah Pembri berkat, puji Allah sgala bangsa puji Allah yang tertinggi, puji, Bapa Putra dan Roh. Hine, 1949 Tune: O STURE GUD Firman Tuhan: Mazmur 145:3 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. Popularitasnya sebagian besar dikarenakan seringnya digunakan oleh penyanyi rohani terkenal, seperti George Beverly Shea. Meskipun sudah diperkenalkan ke Amerika ketika James Caldwell menyanyikan lagu ini di Konferensi Alkitab Stony Brook di Long Island pada tahun 1951, lagu ini baru mulai dikenal baik di seluruh dunia ketika Cliff Barrows dan Bev Shea dari Tim Penginjilan Billy Graham menggunakannya selama London Crusade yang terkenal itu di Harringay Arena. Selain menjadi salah satu pengkotbah hebat pada zamannya, Boberg juga adalah seorang editor yang sukses di majalah Sanningsvittnet. Inspirasi untuk teks lagu ini dikisahkan berasal dari kunjungannya ke sebuah daerah pinggiran yang indah di pantai tenggara Swedia. Ia tiba-tiba terperangkap dalam sebuah badai guntur tengah hari yang menimbulkan kekaguman akan kedasyatannya, lalu diikuti dengan munculnya kembali matahari di langit yang cemerlang. Segera setelah itu, ia mendengar nyanyian burung yang tenang dan manis dari pepohonan sekitarnya. Pengalaman ini mendesak sang pastor jatuh berlutut dengan rendah hati dalam kekaguman akan kebesaran Tuhan. Kemudian pada tahun 1925, Pdt. E. Gustav Johnson dari North Park College, Chicago, Illinois, membuat sebuah terjemahan harafiah pertama ke dalam Bahasa Inggris dari teks Swedianya. Terjemahan ini sedikit berbeda dari teks yang kita tahu hari ini tetapi mungkin masih bisa ditemukan di beberapa buku himne. Terjemahan harafiah Johnson dari teks Swedia itu berjudul, O Mighty God, When I Behold the Wonder (O Tuhan yang Mahabesar, Ketika Aku Melihat Keajaiban itu). Pada tahun 1927, I. S. Prokhanoff menemukan versi Bahasa Jerman dari himne ini dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Rusia. Mereka ingat mereka pernah berduet menyanyikan lagu ini di tengah-tengah kegelapan, di tempat-tempat yang belum diinjili dan pengaruh yang dihasilkan lagu itu pada orang-orang yang belum percaya. Pada saat itu, belum terpikirkan oleh mereka untuk menuliskan lirik berbahasa Inggris untuk lagu ini hingga saat mereka menyeberang ke Sub-Carpathian, Rusia, dimana pemandangan gunung menggugah mereka untuk membuatnya. Pemikiran untuk tiga bait pertama dalam Bahasa Inggris dilahirkan, baris demi baris, di tengah-tengah pengalaman yang tak terlupakan di pegunungan Carpathian. Bait ke empat ditulis kemudian di Inggris.) Oleh sebab itu, terinspirasi sebagian oleh katakata berbahasa Rusianya, dan sebagian lagi oleh keheranan ketika melihat all the works thy hand hath made (semua karya yang dibuat tangan-Mu), ide untuk dua baris pertama dalam Bahasa Inggris langsung muncul. Ketika Pdt. Hine dan isterinya melanjutkan penginjilan mereka di Pegunungan Carpathian dan menyebarkan Injil di desa demi desa, bait ketiga pun lahir. Sekarang, dengan tiga bait lagu itu di tangan, mereka melanjutkan pelayanan penginjilannya selama Blitz years (tahun-tahun di mana pesawat bom Jerman menjatuhkan bom ke kota-kota Inggris). Tune untuk himne ini adalah sebuah aransemen yang dibuat dari melodi tradisional kuno rakyat Swedia. Tune tersebut mempunyai karakter yang khas seperti banyak tune himne lainnya, yaitu Day by Day dengan iramanya yang sederhana, hangat, dan unik. Dengan lirik orisinal berbahasa Inggris dan aransemen dari melodi tradisional Swedia, Stuart K. Hine menerbitkan apa yang hari ini kita kenal sebagai himne How Great Thou Art. Penyerahan copyright dan hak penerbitan kepada sebuah perusahaan penerbitan Amerika pada tahun 1954 membantu mempopulerkan himne ini. Pada bulan April 1974, majalah Christian Herald, di dalam sebuah polling menyatakan kepada pembacanya bahwa How Great Thou Art menempati urutan pertama untuk himne yang paling disukai di Amerika.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |